CREDIT PROPOSAL | ||||||
General Info | ||||||
Debtor’s Name | PT Anugerah Bunda Khatulistiwa (“ABK”) | CFR No. | CA.WB.2025.1.152837 (13 Jan 2025) | |||
CFR Type | New to Bank | |||||
ESRA | N/A | |||||
DHN Check & SLIK | Clear (based on SLIK Checking result as per 17 Dec’24) | |||||
Debtor’s Group | N/A | Approval Level | CoB + Credit Group Head + ack. From CCE Credit Risk Management *) | |||
Business & Sub Industry Risk | Hospital – Medical & Pharmaceutical LOW risk based on CRH 2 Ver. 10a | Relationship | Client since 2010 | |||
CRG | Previous Approved CRG | AFS 2023 | IFS Sep’24 | Proposed CRG | ||
Total Limit Debtors | IDR 130 Bn | ABK | n/a | 9A | 9A | 9A |
Total Limit Group | N/A | CRG downgraded 2 minor notches karena Credit limit > IDR 100 Bn namun untuk Audited FS masih menggunakan 3rd Tier KAP & SAK ETAP Method. CRG IFS Sep’24 juga dilakukan downgrade dengan pertimbangan sesuai info yang diperoleh untuk AFS 2024 masih akan menggunakan metode SAK ETAP | ||||
LLL (Dec-2024) | IDR 12.7 Tn (Regulator) & IDR 12.1 Tn (Internal) | |||||
EAR Status | N/A | WACG* | 9A | |||
Account Strategy | Grow | Customer Classification (SLIK / 3 Digit) | 900 (Perusahaan lainnya – Swasta) | |||
Borrowers Business (6 Digit) | 851001 (Jasa Kesehatan Manusia – Rumah Sakit) | Customer Classification (LBU / 3 Digit) | 900 (Perusahaan lainnya – Swasta) | |||
Customer Category | 99 (Non UMKM) | Customer Classification (BSL/ 4 Digit ) | 8159 (Bukan Lembaga Keuangan – Swasta Nasional – Lainnya) | |||
KUK / NON KUK | NON KUK | SLIK Industry Sector (4 Digit) | 9220 (Jasa-jasa Sosial Masyarakat – Kesehatan – Tempat Perawatan) | |||
Go Public | No | KUBL | K13- - Belum tersedia /informasi | |||
THI/TKBI | Tidak dilakukan assessment THI/TKBI | Thematic | SU05 – Belum tersedia / informasi | |||
KBLI Level 5 | Lainnya | |||||
PROPER Rank | NA (Based on Ministry of Environment and Forestry through Letter No. SK.1299/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2022) |
Notes:
Refer DOA ver 33, limit ≤ IDR 200 Bn approval Div Head Commba + Credit Group Head namun dikarenakan terdapat Breach on Industry Portfolio Cap (Medical Pharmaceutical) maka pengajuan memerlukan Approval dari Chief of Business + Credit Group Head + Ack. From CCE Credit Risk Management
Refer DOA ver 33, limit ≤ IDR 200 Bn approval Div Head Commba + Credit Group Head but because there is B reach on Industry Portfolio Cap (Medical Pharmaceutical), the submission requiresApproval from Chief of Business + Credit Group Head + Ack. From CCE Credit Risk Management
WB Risk Appetite: Based on Risk Appetite Statement and Risk Tolerance, maximum exposure for NTB with CRG 9 and collateral coverage >50% is IDR 700 Bn, and therefore the proposed limit of IDR 130 Bn is still within Risk Appetite Statement & Risk Tolerance limit.
Summary of Credit Facilities / in IDR Mn | |||||||
Facility | CCY | Existing | Change | Proposed | OS | Maturity Date | Collateral |
Term Financing 1 - MMQ ASSET | IDR | 0 | 120,000 | 120,000 | n/a | 120 Bulan (24 Bulan AP & GP + 96 Bulan Masa Angsuran) | L&B IDR 166,924 Mn HT IDR 162,500 Mn *Detail refer to Appendix D |
Term Financing 2 - MMQ ASSET | IDR | 0 | 10,000 | 10,000 | n/a | 84 Bulan (24 Bulan AP & GP + 60 Bulan Masa Angsuran) | |
TOTAL FACILITY | Eq. IDR | 0 | 130,000 | 130,000 | n/a | CCR : 125% (Nilai HT) |
Notes:
AP dihitung dari tanggal setting fasilitas & GP dihitung dari pencairan pertama TF1.
AP is calculated from the facility setting date & GP is calculated from the first disbursement of TF1.
Pengajuan AP & GP selama 24 bulan dengan pertimbangan proses pembangunan gedung tambahan memerlukan waktu sekitar 2 tahun dan debitur juga memerlukan cash flow perusahaan untuk porsi self financing atas rencana capex ini. Selain itu, pengajuan ini juga bersaing dengan BCA yang telah memberikan penawaran ke debitur dengan GP 24 bulan.
The AP & GP submission for 24 months considering the process of building additional buildings takes about 2 years and the debtor also needs the company's cash flow for the self-financing portion of this capex plan. In addition, this submission also competes with BCA which has made an offer to debtors with a 24-month GP.
Jaminan L&B berupa rumah sakit existing (RS ABK). Penilaian jaminan menggunakan KJPP Nirboyo Adiputro, Dewi Apriyanti & Rekan tanggal 5 Oktober 2023 (KJPP Non rekanan PB).
L&B guarantee in the form of an existing hospital (ABK Hospital). The collateral assessment uses KJPP Nirboyo Adiputro, Dewi Apriyanti & Partners on October 5, 2023 (KJPP Non-partner PB).
Pricing:
Debtor | Facility Type | Facility Tenor | Pricing | Repricing | Proposed Loan Margin | Pricing Subsidy |
PT ABK | TF 1 | 120 Bulan (24 Bulan GP 96 Bulan Masa Angsuran) | BI 7 Days Reverse Repo Rate + 1.5% BI Rate per 28 Januari 2025 = 5.75% + 1.5% = 7.25% | 1M | 0.53% FTP (syariah) 1 month 6.46% and LP 0.26%; | No |
TF 2 | 84 Bulan (24 Bulan AP & GP 60 Bulan Masa Angsuran) | BI 7 Days Reverse Repo Rate + 1.5% BI Rate per 2 Januari 2025 = 5.75% + 1.5% = 7.25% | 1M | 0.53% FTP (syariah) 1 month 6.46% and LP 0.26%; | No | |
Permohonan: Pendebetan provisi dilakukan proporsional per pencairan TF. Provisi/Komisi include dalam biaya Administrasi karena fasilitas dalam bentuk Syariah. Berikut perhitungan biaya Admin Administrasi Pertama sebesar IDR 20 Mn untuk fasilitas TF 1 dan IDR 5 Mn untuk fasilitas TF 2 yang akan didebet saat setting fasilitas. Administrasi Kedua akan dikalikan 0.6% dari nominal pencairan TF, didebet per pencairan TF. Limit yang tidak digunakan akan dikenakan commitment fee sebesar 0.6% ketika masa AP berakhir. | ||||||
RoRWA Non-Subsidy (Above Threshold, threshold at 4.50%) | ||||||
RoRWA without Pricing Subsidy/Non-Pricing Subsidy: RoRWA Projection: 8.69% Fees Income IDR 9,300 Mn |
ACCOUNT PLANNING
No | Action Plan | Target | Target Date | Achievement (vs previous target) |
1 | Operating account Saat ini operating account tidak melalui PB. Pada tahun pertama akan diminta minimal 50% dan di tahun kedua min 80% operating account via PB | 50% | Next Term Financing Review | - |
EXECUTIVE SUMMARY: |
PT Anugerah Bunda Khatulistiwa - RS ABK (Rumah Sakit Anugerah Bunda Khatulistiwa) merupakan rumah sakit kelas C, didirikan pada tahun 2006 dan mulai beroperasi pada tanggal 29 September 2006 sebagai RSIA Anugerah Bunda Khatulistiwa, dan merupakan Rumah Sakit swasta murni pertama di Kota Pontianak. Pada tahun 2017 izin operasional berganti menjadi Rumah Sakit Umum yaitu Rumah Sakit Anugerah Bunda Khatulistiwa. Berlokasi di kawasan strategis Kota Pontianak di Jl Ahmad Yani 1 yang merupakan jalan protokol Kota Pontianak. RS ABK memiliki fasilitas kesehatan baik untuk layanan rawat jalan, medical check up maupun rawat inap. RS ABK memiliki 54 kamar dengan total 115 tempat tidur yang dibagi ke dalam 6 tipe kamar rawat inap termasuk ruang rawat intensif (NICU dan ICU). Dilengkapi pula dengan sarana penunjang diagnostik yang modern seperti Dental Panoramik, USG 4 Dimensi, Laparoskopi, Histeroskopi, dan lain-lain. Unit layanan unggulan Morula IVF (anak perusahaan PT ABK) Pontianak, sebagai pusat rujukan kasus Infertil untuk Pulau Kalimantan. RS ABK didirikan oleh gabungan professional (dokter) dan pengusaha-pengusaha di Pontianak, nama dokter dan pengusaha yang mengisi list pemegang saham sebagian besar personnya cukup ternama dan dikenal di Kalimantan Barat. Dokter-dokter ini juga praktek di RS ABK. Direktur utama saat ini dipegang oleh salah satu Dokter yaitu Dr Syanurall Lubis, sedangkan Direktur keuangan dari background pengusaha yaitu Bapak Mahendra Jaya. RS ABK, sudah terlanjur dikenal sebagai RSIA, sehingga merupakan rujukan pertama untuk Masyarakat Kota Pontianak untuk konsul kehamilan, kelahiran dan pengobatan anak, sehingga majority pasien adalah untuk proses kelahiran ataupun pasien anak. Walaupun saat ini sudah mulai banyak pasien umum dan IGD sudah cukup banyak menerima pasien dewasa. Dari keterangan manajemen, persentase awalnya berkisar 70% pasien Ibu dan Anak (dalam rangka kehamilan dan sakit anak), dan 30% pasien umum, dan porsi pasien umum makin lama semakin bertambah. Profil PT ABK yang menampilkan dokter dan layanan-layanan RS ABK akan di tampilkan di Appendix additional info. |
BRIEF PROPOSAL/FACILITY PURPOSE |
Rationale for new facility: Dimohonkan oleh PT ABK Refinancing Asset Rumah Sakit Existing sebesar IDR 130 Bn Berdasarkan penilaian KJPP, asset 1 RS ABK per Oct 2023 mencapai IDR 207.4 Bn namun jika di-break tanah dan bangunan yang direfinancing (diluar sarana pelengkap, mesin dan inventaris) adalah sebesar IDR 166.9 Bn bank financing 78%. Dana refinancing ditujukan untuk membiayai Pembangunan Penambahan Gedung Rumah Sakit yang terletak di belakang rumah sakit existing dengan nilai CAPEX sebesar IDR 181 Bn (bank financing 72%) dengan detail sbb: Refinancing akan dibagi menjadi 2 fasilitas sbb: Term Financing 1 - MMQ IDR 120 Bn (tenor 120 Bulan terdiri dari AP & GP 24 bulan + masa angsuran 96 bulan) Note: Dana akan digunakan untuk pembangunan fisik Gedung dengan total RAB konstruksi IDR 152 Bn (RAB no 4 & 6-14) - bank financing 79%. Syarat Pencairan Term Financing 1 MMQ IDR 120 Bn Untuk pencairan pertama kali: Wajib tersedia Surat Perjanjian Kerjasama/MoU antara pihak PT ABK dan kontraktor Pembangunan Gedung dan menyerahkan RAB Final Penarikan dapat dilakukan secara bertahap, sesuai dengan progress Pembangunan yang telah berjalan. Menyerahkan underlying Invoice/Tagihan dari Kontraktor atau supplier terkait dengan proses pembangunan tambahan Gedung baru (ack CBH) Total Penarikan maksimal 80% dari invoice/tagihan yang dikeluarkan oleh kontraktor/supplier atau total pencairan maksimal IDR 120,000 Mn (mana yang lebih rendah). Hasil pencairan wajib ditransfer langsung ke rekening Kontraktor atau Supplier. Dapat dilakukan ke rekening Nasabah (reimburse) dengan melampirkan bukti transfer. Porsi self financing sebesar 20% ditempatkan pada rekening Nasabah di Bank Permata untuk ditransfer bersamaan dengan hasil pencairan fasilitas TF 1 ke rekening kontraktor/supplier. Apabila porsi self financing sudah dibayarkan, maka wajib dilampirkan bukti transfer ke kontraktor/supplier. Term Financing 2 – MMQ IDR 10 Bn (tenor 84 Bulan terdiri dari AP & GP 24 bulan + masa angsuran 60 bulan) Note: Dana akan digunakan untuk pembiayaan peralatan medis dengan total RAB IDR 20.7 Bn (RAB no 16,17,19) – bank financing 48%. Syarat Pencairan Term Financing 2 MMQ IDR 10 Bn: Menyerahkan underlying Invoice/Tagihan dari Supplier terkait dengan pembelian peralatan medis (ack CBH) Penarikan dapat dilakukan secara bertahap. Total Penarikan maksimal 80% dari Invoice/Tagihan dari Supplier atau total pencairan maksimal IDR 10 Bn (mana yang lebih rendah) Hasil pencairan wajib ditransfer langsung ke Supplier. Dapat dilakukan ke rekening debitur (reimburse) dengan melampirkan bukti transfer Porsi self financing sebesar 20% ditempatkan pada rekening Nasabah di Bank Permata untuk ditransfer bersamaan dengan hasil pencairan fasilitas TF 2 ke rekening supplier. Apabila porsi self financing sudah dibayarkan, maka wajib dilampirkan bukti transfer ke supplier. Note: Gedung RS yang akan dibangun berada di atas tanah yang menjadi jaminan Bank Permata (sebelumnya digunakan sebagai area parkir). Area parkir sementara akan dipindahkan ke beberapa Lokasi, belakang Rumah Sakit, di Rumah Makan Ayam Remaja, dan komplek Ruko disebelah Jamsostek. Berdasarkan LPA, Sertifikat tanah atas bangunan RS ABK existing sebagian besar atas nama perorangan. Namun terdapat akta pernyataan bahwa tanah tersebut adalah milik ABK sehingga tanah tersebut telah dibukukan pada Laporan Keuangan Perusahaan meskipun belum dilakukan balik nama ke an. ABK. Detail akta sbb: Akta no 19 tgl 28 Dec 2017 Menyatakan bahwa SHM 1155 (saat ini SHGB 84); SHM 1156 (saat ini SHGB 86); SHM 1157 (saat ini SHGB 80); SHM 1158 (saat ini SHGB 83); SHM 1159 (saat ini SHGB 82); SHM 1160 (saat ini SHGB 81); SHM 1161 (saat ini SHGB 85); SHM 1162 (saat ini SHGB 79) atas nama Lim Gek Kiang & Badarul Basin Muchtar merupakan milik PT Anugerah Bunda Khatulistiwa. Akta no 02 tgl 01 Dec 2023 Menyatakan bahwa SHM 1266 dan SHM 1367 atas nama Mahendra Jaya merupakan milik PT Anugerah Bunda Khatulistiwa. Nilai L&B di FS total sebesar IDR 163 Bn namun terdapat post Revaluasi asset sebesar IDR 96 Bn yang menurut info ABK sudah ada sejak tahun 2019. PT ABK belum memutuskan kerjasama dengan Kontraktor mana, PT ABK akan lebih dulu deal dalam hal pembiayaan, baru akan mengadakan lelang. Perkiraan Mulai Bangun antara Februari-Maret 2025 dengan Jangka Waktu Pembangunan 24 bulan, namun ceremony peletakan batu pertama sudah dilakukan di November 2024. Bangunan yang akan dibangun terdiri dari 12 lantai: 4 lantai parker mobil + 8 lantai bangunan RS. Bangunan akan langsung dioperasikan setelah berdiri, yang paling pertama digunakan adalah gedung parkir sebanyak 4 lantai. Saat ini beberapa layanan sudah siap dan sudah prepare running di bangunan existing sehingga saat Gedung baru jadi sudah dapat langsung dipindahkan. PT ABK hanya memohon pembiayaan sebesar IDR 130 Bn, atau sebesar 72% dari total RAB. Untuk self financing, pertama pasti mengeluarkan kas Perusahaan dan terinformasi bahwa pemegang saham akan ikut terlibat dalam pembiayaan jika ada kekurangan dana dalam bentuk pinjaman pemegang saham Untuk pengadaan peralatan medis, RS ABK memiliki beberapa rencana Kerjasama Operasional (KSO) dengan pemilik merk/alat medis/pihak ketiga, sehingga setiap pemakaian akan dibagi hasil dengan RS ABK, atau Dibiayai dari Cash Flow Perusahaan Namun manajemen RS ABK masih belum memutuskan karena masih fokus pada Pembangunan fisik Gedung Penambahan Gedung baru ini didasari atas beberapa pertimbangan manajemen: Manajemen ingin meningkatkan Type RS, dari Type C menjadi Type B, salah satu syarat untuk meningkatkan type rumah sakit adalah minimal ketersediaan 200 bed, saat ini hanya tersedia 115 Bed. Rencana penambahan bed adalah 165 bed, sehingga total bed akan menjadi 280 bed Dengan meningkatkan type RS dari type C ke Type B, akan membuat Tingkat kepercayaan public semakin meningkat. Selain itu RS ABK ada wacana untuk menerima pasien BPJS, dimana selama ini manajemen masih menolak permintaan BPJS. Aturannya rujukan BPJS dari Rumah Sakit type C harusnya naik ke RS type B, namun karena belum ada RS type B yang menerima pasien BPJS sehingga selama ini rujukan pasien type C langsung naik ke Type A (RSUD Soedarso). Ada RS type B di Pontianak, yaitu RS Antonius, namun hingga kini masih belum menerima pasien BPJS. Terdapat penambahan Layanan Kesehatan baru, diantaranya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA – KB), tumbuh Kembang (DCDC), Estetik, MCU Corner, Perawatan Luka, Geriatri, Homecare KIA, Homecare Perawatan Luka, dan Fetomaternal, dimana manajemen menganggap saat ini jumlah layanan RS masih kurang dibanding competitor. Penambahan Gedung Parkir. Dari 12 lantai yang akan dibangun, 4 lantai disediakan untuk Parkir Mobil (saat ini parkir mobil yang tersedia sudah full dan sering memakai badan jalan (Jl AR Saleh) untuk menampung kendaraan pengunjung. Selain itu ada momen-momen Tingkat hunian kamar sangat tinggi (over) misalnya, tanggal bagus (pasien akan memilih tanggal bagus untuk operasi cesar, memilih tanggal lahir anak) dan KLB (Kejadian Luar Biasa). Hal ini kadang membuat RS kewalahan karena kekurangan room dan bed, dimana biasanya terpaksa pasien ditaruh di Lorong-lorong RS. Dari RAB yang dilampirkan terlihat biaya konstruksi yang dikeluarkan sekitar IDR 152 Bn (RAB no 4, 6-14), dengan luas bangunan 10,490 m2 diperoleh biaya bangun skitar IDR 14.5 Mn/m2. Manajemen PT ABK memang mengakui biaya fisik bangunan cukup besar karena hal-hal sebagai berikut: Lokasi tanah tidak terlalu besar, dengan bangunan tinggi Bangunan tambahan RS ini rencananya 12 lantai, namun luasan tanah tidak terlalu besar, sehingga bangunan tampak ramping, dan posisi menghadap angin, sehingga spesifikasi bangunan harus khusus mampu menyerap/mengelola terpaan angin, PT ABK mengakui teknologi yang dipakai merupakan teknologi yang cukup mahal, sehingga tampak biaya exterior cukup besar. Ditambah lagi posisi tanah melintang, sehingga beban angin dari arah timur/Sungai akan menerpa cukup kencang, sehingga manajemen menggunakan teknologi yang cukup tinggi untuk mengelola angin tersebut Di dunia konstruksi, hal ini disebut Beban Angin, mengingat nanti lantai dengan lantai 12, artinya RS ABK akan menjadi bangunan tertinggi di sekitar Lokasi, sementara belum ada Gedung tinggi lagi disekitar RS ABK untuk menjadi penahan angin. Kontur Tanah Gambut Kontur tanah di Pontianak termasuk di Lokasi RS adalah tanah Gambut, sehingga cukup sulit untuk membangun bangunan besar ditanah ini, khusus pondasi, RS ABK akan meminta dikerjakan oleh kontraktor lokal yang mengetahui cara kerja untuk tanah gambut. Hal ini karena sudah cukup banyak Perusahaan multinasional yang mengerjakan project bangunan di Pontianak namun hasilnya tidak sesuai yang diharapkan terutama pada turunnya elevasi tanah dari bangunan Mobilisasi dan teknis Pembangunan yang cukup rumit Untuk memasukkan material bangunan yang Panjang dan berat, cukup sulit, karena akses jalan hanya bisa lewat Jl AR Saleh yang hanya bisa diakses 1 mobil jenis mobil keluarga (SUV/MPV). Akan digunakan teknologi dari Jepang untuk membangun, sehingga bangunan akan banyak menggunakan besi, tidak banyak menggunakan cor semen, manajemen mengibaratkan Pembangunan akan disusun seperti Lego Lokasi Pembangunan ada di Pontianak / Kalimantan Barat Menurut manajemen, dengan biaya bangun tersebut masih masuk pada anggaran, mengingat harga barang di Kalimantan berbeda dengan di Jakarta, ada ongkos kirim bahan bangunan, pekerja dan biaya mobilisasi alat PERMOHONAN KHUSUS Saat ini PB sedang kompetisi dengan Bank lain (BCA, Mandiri, BRI, OCBC), permohonan utama debitur adalah sebagai berikut Pricing : Debitur memohon Rate maksimal BI RATE + 1.5% sepanjang tenor fasilitas Tenor : GP 2 tahun + Angsuran (P+I) 8 tahun , total Jangka Waktu 10 tahun Saat ini posisi PB tertinggal secara waktu, diketahui BCA dan BRI sudah mendapat approval, hal ini dikarenakan sepanjang tahun 2024 cabang tidak berhasil menemui PIC yang tepat, debitur masih membuka peluang kepada PB karena cabang bisa berhasil menjalin hubungan yang baik dengan salah satu owner. Note: pemegang saham ABK yang sudah menjadi nasabah PB adalah Bp Lim Gek Khiang dengan total AUM per 22 Jan’25 sebesar IDR 14.7 Bn. |
OTHER REQUEST | ||||||||||||||||||||||
Pengajuan refinancing dengan pemberian GP 2 tahun. Justifikasi: dana refinancing digunakan untuk pembangunan gedung RS tambahan di belakang gedung existing. Proses pembangunan memerlukan waktu sekitar 2 tahun dan debitur juga memerlukan cash flow perusahaan untuk porsi self financing atas rencana capex ini. Selain itu, pengajuan ini juga bersaing dengan BCA yang telah memberikan penawaran ke debitur dengan GP 24 bulan. Penggunaan Laporan Penilaian External periode Oktober 2023 dan KJPP Non rekanan PB Justifikasi: PT ABK sudah melakukan penilaian untuk asset Perusahaan menggunakan KJPP Nirboyo Adiputro, Dewi Apriyanti & Rekan tanggal 5 Oktober 2023. (KJPP Nirboyo merupakan KJPP Non rekanan PB) Hal ini dimohonkan karena ada biaya untuk penilaian, namun jika proposal disetujui maka penilaian ulang wajib untuk dilakukan maksimal 2 bulan setelah signing. Tidak dapat diperoleh hasil review Colval karena objek penilaian berupa Rumah Sakit yang merupakan objek diluar kompetensi Internal Appraisal Adapun pertimbangan BU tetap mengajukan penggunaan LPA dari KJPP Nirboyo yaitu Tidak terdapat negatif info terhadap KJPP Nirboyo (cabang Pontianak) Terinformasi KJPP Nirboyo, sudah bekerjasama hampir di semua Bank (di Pontianak) Danamon, CIMB, BCA, Mandiri, OCBC, kebetulan PB yang belum bekerjasama dengan KJPP Nirboyo. Saat ini PB sedang kompetisi dengan Bank lain untuk memberikan approval kredit kepada customer (Mandiri, BCA, OCBC dan BRI) semua bank ini menggunakan LPA dari KJPP Nirboyo sebagai acuan untuk pemberian fasilitas kreditnya. Permohonan ini cukup urgent karena posisi PB saat ini masih on proses, sedangkan competitor sudah memberikan persetujuan kepada customer, namun dengan tidak mengurangi prinsip kehati-hatian BU merasa KJPP ini cukup baik, BU juga kenal PIC di Pontianak dan pernah diskusi, dan tampak KJPP ini cukup berhati-hati dalam memberikan statement penilaian Secara terpisah BU, telah konsultasi secara Lisan dengan KJPP Wahyu Yasir Purnamasari & Rekan dimana dengan harga tanah dan bangunan sesuai yang diterbitkan oleh KJPP Nirboyo, masih dianggap wajar/acceptable Permohonan Aset yang dijaminkan adalah berupa Rumah Sakit Justifikasi: Seusai DOI, Rumah Sakit termasuk dalam kategori Restricted Collaterall, sehingga membutuhkan approval as DoA untuk dapat dijadikan jaminan Pertimbangan RS ini tetap dijadikan Jaminan adalah sebagai berikut RS yang dijaminkan adalah RS swasta bukan milik pemerintah daerah, sehingga worse case jaminan dapat dieksekusi tanpa melibatkan pemerintah daerah RS yang dijaminkan merupakan tempat praktek dokter-dokter owner PT ABK, sehingga moral obligation akan sangat tinggi. Jika worse case dieksekusi Lokasi RS sangat ideal untuk alih fungsi menjadi Hotel ataupun kantor, jika buyer tidak melanjutkan fungsi RS. RS ABK berada di Jalan utama kota Pontianak, posisi di depan Kantor Gubernur, di dekat kantor Bank Indonesia, sebelah kantor BPJS ketenagakerjaan, sehingga posisi asset sangat baik. TC hanya dilakukan ke 4 supplier & tidak dilakukan TC ke buyer BU telah menghubungi 5 supplier RS ABK, namun hanya 4 supplier yang berhasil terhubung dan respon TC positif. Supplier RS ABK majority adalah supplier obat-obatan, alat-alat medis dan AMHP (alat medis habis pakai), RS ABK memiliki puluhan supplier sehingga tidak ada supplier yang memiliki porsi supply diatas 10%. Untuk TC Buyer tidak dapat dilakukan karena buyer adalah end user langsung Ack pemberian new risk trigger & covenant refer to Appendix G. Breach tenor TF. Sesuai Credit Policy, Maksimal Tenor TL untuk CRG 9 adalah 5 tahun, namun BU tetap mengajukan tenor TF 1 MMQ = 10 tahun dan TF 2 MMQ = 7 tahun Justifikasi: Debitur mengajukan tenor yang cukup panjang sesuai dengan cashflow perusahaan Kompetitor diketahui telah setuju dengan jangka waktu yang diminta debitur (BU & Branch sudah sempat melihat OL yang dikeluarkan BCA) Peralatan medis yang dibiayai oleh fasilitas TF 2 MMQ tidak dijaminkan. Justifikasi: Debitur telah memberikan asset L&B RS existing sebagai jaminan dan sudah cukup mengcover fasilitas yang diberikan dengan SCR 125% (berdasarkan nilai HT dimana nilai HT IDR 162.5 Bn lebih rendah dibanding MV IDR 167 Bn). Bangunan yang akan dibangun juga berada di atas tanah yang menjadi jaminan Bank Permata sehingga apabila bangunan telah selesai dibangun diperkirakan MV jaminan akan menjadi IDR 227 Bn (MV saat ini IDR 167 Bn + biaya konstruksi (RAB No 4) IDR 60 Bn). Pembayaran pokok Term Financing 1 - MMQ IDR 120 Bn menggunakan skema step up dengan rincian sbb:
|
RISK ANALYSIS | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
BRIEF BACKGROUND: PT ABK, merupakan usaha gabungan antara pengusaha dan dokter, sehingga dari sisi keuangan dan pengembangan RS dibantu oleh kalangan pengusaha (direktur Keuangan merupakan pengusaha), sedangkan untuk teknis dan operasional RS dicover oleh dokter. Pemegang saham ± 30% oleh pengusaha (8 orang) dan ±70% dimiliki oleh Dokter (22 orang) Dokter-dokter di ABK cukup sibuk dengan pelayanan ke pasien, hingga cukup sulit ditemui dan tidak sempat untuk handle dari sisi keuangan, sehingga perpaduan ini dirasa cukup baik keuangan dihandle oleh pengusaha yaitu Bp Mahendra. Background Bpk Mahendra merupakan Pengusaha dibidang Distribusi Pupuk, Dosen Ekonomi di salah satu Fakultas dan pemilik salah satu apotik Salah satu owner & Pemilik Jaminan yaitu Bp Lim Gek Khiang adalah juga Pemegang Saham PT Anzon (debitur PB), namun ybs bukanlah pengendali dalam RS ABK, karena majority Pemegang Saham adalah dari kalangan dokter, namun ybs adalah salah satu pengusaha senior di Pontianak sehingga cukup dihormati jika ada rapat pemegang saham Note: Anzon Group (PT Anzon Autoplaza dan PT Automobil Borneo Perdana) yang merupakan debitur PB dengan total limit group IDR 247 Bn (Excl. RL BTB IDR 35 Bn) dengan Bp Lim Gek Khiang sebagai keyperson (Direktur dan SH). Namun tidak dilakukan Grouping antara Anzon Group dan PT ABK dengan pertimbangan Saham Bp Lim Gek Khiang pada PT ABK hanya 6.84% dan posisi sebagai komisaris. Kesamaan anggota pengurus dan pemegang saham <50%. Bp Lim Gek Khiang bukan pengendali atas usaha Rumah Sakit ABK. Walaupun Bp Lim Gek Khiang merupakan pemilik jaminan yang tertera di sertifikat namun terdapat akta penyerahan hak atas tanah tsb kepada ABK Berdasarkan form analisa kelompok peminjam, ABK tidak perlu dilakukan grouping dengan Anzon Group. Berikut ini rincian susunan pemegang saham Anzon Group Note: AAP (PT Anzon AutoPlaza); AAL (PT Anzon Auto Lestari), ABP (PT Automobil Borneo Perdana) Berikut ini susunan pengurus dari PT ABK: COMPANY BUSINESS ACTIVITY RS ABK, saat ini sudah running selama 18 tahun, sebagai Rumah Sakit swasta pertama di Pontianak, membuat nama RS ABK sudah sangat familiar dan menjadi tujuan pertama pasangan suami istri di Pontianak untuk melakukan pengecekan kehamilan, proses persalinan dan perawatan kesehatan anak, hal ini dikarenakan diawal mula usaha RS ABK ini merupakan RSIA (Rumah Sakit Ibu dan Anak) sehingga nama RS ABK sudah ”terlanjur” familiar sebagai RS untuk Ibu dan Anak, walau demikian menurut manajemen saat ini pasien umum (selain persalinan dan sakit anak) sudah cukup banyak dan memiliki porsi 30% atas total pasien yang ada di RS ABK. Dari pengamatan BU sehari-hari dilapangan, memang secara jumlah pasien RS ini tergolong ramai, terutama pada hari Sabtu atau jadwal vaksinasi, RS penuh dengan pasien rawat jalan. Lokasi Rumah Sakit juga paling ideal dari antara kompetitor rumah sakit lainnya, karena berada di Jalan utama kota Pontianak (Jl Ahmad Yani). Record Rumah Sakit dilapangan juga baik, tidak ada issue negatif mengenai RS ini, karena kalau RS baru biasanya end user khawatir dokter yang melayani adalah dokter-dokter Junior, namun di RS ABK saat ini sudah dipenuhi dokter-dokter senior. Manajemen sendiri mengakui bahwa RS nya masih kekurangan dokter-dokter spesialis dan sub spesialis, jika dibandingkan dengan Jakarta jumlah dokternya jauh lebih lengkap, sehingga untuk mendatangkan dokter-dokter dari luar tersebut tentunya perlu disupport dengan tempat dan peralatan medis yang memadai, dimana pada gedung yang exist sekarang sudah tidak bisa membuat poli maupun ruangan untuk mendatangkan dokter spesialis baru karena sudah full. Detail of Buyers & SUPPLIERS Supplier terutama dari pihak Farmasi yang menyediakan obat bagi RS seperti Enseval Putera Megatrading, PT Anugerah Pharmindo Lestari, PT Parit Padang Global, PT Bina San Prima dan PT Anugrah Argon Medica. Buyer adalah end user, Masyarakat kota Pontianak yang berobat di Pontianak sehingga tidak bisa dilakukan Buyer Checking Detail of Trade Checking to Suppliers result refer to Appendix H. MANAGEMENT AND SHAREHOLDER STRUCTURE: Detail of ownership tree and group refer to Appendix A. ACCOUNT SUMMARY: TRANSACTION ACTIVITY
Rata-rata mutasi kredit mencerminkan 101% dibandingkan dengan average sales Jan-Sep'24 dimana sebagian besar merupakan pembayaran masuk dari Perusahaan Asuransi, perorangan dan mesin EDC. Rata-rata mutasi debit IDR 12,566 Mn mencerminkan 121% dibandingkan dengan COGS + SGA in Sep’24 IDR 10,349 Mn Mutasi Debet > Mutasi Kredit dikarenakan kebijakan pembayaran insentif/tunjangan kinerja baru diberlakukan di semester 2 tahun 2024, dimana di tahun 2024 ini RS ABK memberikan penyesuaian tunjangan kinerja ke karyawannya. Hal ini tampak juga di LK, dimana ada peningkatan cukup tinggi di SGA BANK LIMIT AND FACILITY STRUCTURE (SLIK Checking) Semua fasilitas dalam kolektibilitas lancar (Details of SLIK Checking Result refer to Appendix E.) ABK hanya memiliki fasilitas PRK BSI IDR 7.5 Bn dan dan KMK BNI IDR 5 Bn, untuk PRK BSI jaminan berupa Deposito (Back To Back) Note: Jaminan L&B di BNI berupa SHGB no. 08 yang merupakan salah satu sertifikat yang akan dijaminkan di PB. Menurut info debitur, fasilitas tersebut telah lunas (akan disyaratkan pres-signing menyerahkan tanda bukti bahwa fasilitas tersebut telah dilunasi). KEY RISK & MITIGATION: Kompetitor Total ada 17 Rumah Sakit di Pontianak, namun hanya 5 RS (Swasta) yang dianggap BU sebagai Kompetitor RS ABK, dari segi tujuan utama masyarakat (non BPJS) di Pontianak, yaitu
Note: RS ABK belum melayani BPJS Kesehatan, karena menurut manajemen ketersediaan kamar masih belum mampu untuk cover jika dibuka layanan pembayaran BPJS. Berikut list 11 Rumah Sakit lain yang ada di Pontianak, dimana RS yang terbesar dan masuk Type A hanya ada di RSUD Soedarso.
Total ada 59 RS di Kalimantan Barat (Termasuk RSUD, RS Bersalin, RSIA, RS Jiwa dan RS milik instansi (Polisi/TNI)) RS ABK juga menjadi referensi Masyarakat Kalimantan Barat (diluar Kota Pontianak) jika ada pasien yang membutuhkan perawatan lebih lanjut, khususnya pasien non BPJS. Kebutuhan RS di Pontianak masih belum ideal dengan detail sbb: Total Penduduk Kalimantan Barat adalah 5,6 Juta Jiwa Total Penduduk Kota Pontianak adalah 679,818 Jiwa Total Penduduk Kubu Raya adalah 639.250 Jiwa Coverage layanan RS ABK terutama hanya di Kota Pontianak dan Kubu Raya (total 1,319,068 Jiwa) Total bed RS di Pontianak dan Kubu Raya adalah 2,293 Bed (Total Bed 6 besar RS swasta hanya cover 825 bed) Rasio ketersediaan Bed versus penduduk kota Pontianak dan Kubu Raya 1.7 Bed: 1.000 penduduk, cukup baik jika dilihat dari angka nasional hanya 1.4 Bed: 1.000 penduduk, namun masih dibawah dari yang direkomendasikan WHO dimana setiap negara idealnya menyediakan 5 bed : 1.000 penduduk. Melihat hal ini masih ideal untuk RS ABK membangun ketersediaan Bed Risiko Malpraktik Risiko utama dari bisnis Rumah Sakit saat ini adalah Risiko Malpraktik yang dapat viral kapan saja. Mitigasi Dokter-dokter yang praktik di RS ABK majority masih di isi dokter-dokter Senior, sehingga Tingkat kepercayaan Masyarakat sudah cukup tinggi, dan pengalaman dokter juga akan memitigasi terjadinya malpraktik. RS ABK memiliki internal audit sendiri, sehingga membantu agar pelayanan sesuai standard. Risiko Proses Keterlambatan proses Tindakan di IGD, tindakan kelahiran maupun delay proses lainnya, maupun proses yang cukup lama dalam pengambilan Obat Mitigasi: RS ABK memiliki IGD, dimana dokter jaga selalu standby, dimana seperti yang dikemukakan manajemen dalam kondisi krisis, pasien akan dilayani terlebih dahulu, baru pihak keluarga mengurus administrasi, pada prakteknya yang dilihat oleh BU, hingga saat ini prakteknya sesuai yang di informasikan oleh manajemen, dimana untuk IGD ada pintu tersendiri dan pasien urgent yang datang langsung dilayani dan langsung Tindakan walaupun belum dilakukan administrasi oleh pihak keluarga. Untuk kelahiran, yang jaga kelahiran adalah perawat, dokter selalu siap jika sudah harus dilakukan Tindakan (terutama jika kelahiran di Malam/subuh), hal ini dikarenakan cukup banyak dokter RS ABK yang rumahnya sangat dekat dengan Rumah Sakit Untuk proses pengambilan resep obat di Farmasi, jika dalam kondisi ramai, hal ini akan memakan waktu yang cukup lama, namun RS ABK memiliki 2 opsi jika proses persiapan obat akan memakan waktu lama dan harus ditinggal pulang pasien, pertama pasien akan di WA bahwa obat sudah siap diambil, kedua RS ABK sudah bekerjasama dengan aplikasi lokal (tenaga kurir) untuk bisa mengantar obat ke rumah pasien (ada biaya tambahan). Risiko keterlambatan Tagihan Piutang Piutang terutama dari pihak Asuransi Mitigasi: RS ABK selalu melakukan seleksi asuransi yang akan rekanan dengan pihak RS ABK, hingga saat ini pembayaran asuransi lancar +/- di 30 -60 days tergantung asuransi, namun menurut manajemen persentase pembayaran via asuransi hanya +/- 30%, dimana selebihnya adalah tunai atau via Credit Card, sehingga mitigasi yang dilakukan oleh RS ABK dirasa sudah cukup baik.
Financial Analysis based on AFS 2021-2023 and IFS Sep’24 Financial 2021-2023 were audited by Heru Satria Rukmana & Rekan (3rd Tier, SAK ETAP Method) with Opinion as per details below:
Spreading Result: Sales & Profitability Aspect, covering: Data historical RS ABK:
Terdapat penurunan sales pada IFS Sep’24 sebesar -10.15% dan berdasarkan rekap sales Jan’24-Dec’24 turun -7.5% menurut ABK terdapat penurunan jumlah pasien dimana tingkat BOR RS ABK s.d November 2024, hanya avg 41.28% yang disebabkan oleh Sepanjang tahun 2024 tidak banyak terjadi KLB, dimana untuk kota Pontianak sendiri KLB biasanya 1-3 kali dalam satu tahun, KLB yang cukup sering di Kota Pontianak adalah KLB Demam berdarah, dimana wilayah dataran Pontianak cukup rendah dengan curah musim hujan yang selalu berganti dengan musim panas, sehingga membuat air sempat tergenang dan membuat nyamuk sempat bertelur. KLB lain adalah ISPA dimana wilayah Kalbar dikelilingi hutan dan kebun sawit, sehingga jika terjadi kebakaran hutan dan kebun sawit akan membuat asap pekat diseluruh kota Pontianak yang membuat terutama anak-anak akan terkena sakit ISPA Terdapat kebijakan dari Kemenkes mengenai Ruang Isolasi minimal 10% dari ketersediaan Bed RS dimana menurut manajemen, untuk Rumah Sakit Swasta agak sulit karena jumlah pasien isolasi di RS ABK sedikit. Kebijakan ini menjadikan BOR tidak optimal Selain itu RS ABK belum mau menerima pasien BPJS, sedangkan ada 2 Kompetitor RS swasta (RS Yarsi dan RS Medika Djaya) sudah mulai menerima pasien BPJS. Walaupun memang pangsa pasar pasien RS ABK adalah menengah keatas, hal ini kemungkinan ada pengaruh terhadap pasien rawat inap. Dimana menurut manajemen kemungkinan pasien yang sebelumnya biasa menggunakan fasilitas umum sudah mulai menggunakan fasilitas BPJS mengingat pembayaran dari BPJS juga sudah relative cepat. Saat ini RS ABK baru menerima Kerjasama BPJS ketenagakerjaan (terkait kecelakaan kerja), belum menerima BPJS Kesehatan. Namun hal ini masih dipertimbangkan manajemen karena jika menerima BPJS manajemen khawatir RS akan kewalahan menerima pasien BPJS yang diprediksi sangat besar, mengingat saat ini jika dikaitkan secara financial RS ABK sudah berjalan sangat baik. Hal ini memperlihat manajemen sangat berhati-hati dalam setiap pengambilan Keputusan. Ditahun 2025 menurut manajemen BOR ditargetkan akan ada di minimal 60%, hal ini seiring dengan pertumbuhan penduduk, jumlah konsultasi ke dokter kehamilan (ob Gyn) cukup tinggi ditahun 2024, sehingga diperkirakan akan ada peningkatan jumlah kelahiran di tahun 2025. Rata-rata perbulan +/- 1,400 pasien yang konsultasi ditahun 2024. Terdapat pos investasi (IDR 2 Bn) dan sewa lahan (AR to related parties) kepada PT Morula IVF (anak Perusahaan PT ABK dengan kepemilikan 40% saham), dimana PT Morula IVF memakai fasilitas PT ABK dan karena entitas yang berbeda sehingga pencatatannya adalah PT Morula sewa tempat ke PT ABK. Post AR sewa lahan sebesar IDR 1,484 Mn (2022-Sep’24) secara konservatif pada spreading dipindahkan ke post non-curret asset. Terdapat peningkatan SGA terutama pada Beban Gaji karyawan dan Bonus dikarenakan Penyesuaian Gaji sesuai aturan Kemnaker, namun akan kembali diperiksa saat audit. Selain itu menurut ABK, saat ini pada laporan keuangan internal per September 2024, semua pengeluaran termasuk yang ragu-ragu sudah dimasukkan sebagai pengeluaran, sehingga tampak SGA menjadi cukup besar dari tahun sebelumnya. Key Financial Ratio, covering: DSCR terlihat sangat baik dimana kewajiban existing ABK hanya KMK Mandiri IDR 7.5 Bn (BTB) dan KMK BNI IDR 5 Bn. Perusahaan terlihat liquid dengan CR >2-3x dimana komposisi Current asset terbesar adalah Cash & Bank dan AR dari perusahaan asuransi Leverage sangat baik <2x dengan komposisi Asset terbesar adalah Fixed Asset (pada AFS terlihat adanya post Revaluasi Asset Tetap sebesar IDR 95,911 Mn) Reconstructed Cash Flow Terlihat CAPEX pada tahun 2020-Sep-24 yang dibiayai oleh TL BNI, TL BTB di Bank Mandiri (cair 30 Mar’21 IDR 10 Bio dan 24 May’22 IDR 10 Bio) dan cashflow PT ABK Note: Info dari ABK, Fasilitas RS ABK pertama kali di Maybank, dan di take over ke BNI, lunas jatuh tempo di Bank BNI. Fasilitas di Bank Mandiri adalah fasilitas KI terpisah yang saat itu digunakan untuk renovasi IGD dan beberapa part gedung. Saat ini fasilitas tersebut sudah lunas Terdapat perubahan RE dengan rincian sbb
Note: Menurut info debitur untuk selisih RE di IFS Sep’24 merupakan Dividen. FINANCIAL PROJECTION
PEER ANALYSIS
|
Prepared by, | Supported by, | ||
Fery P Z | Ellisa | Merry | R. Martin Tandya |
RM | Credit Analyst | Senior Credit Analyst | Dept Head CCA |
Acknowledged by, | Approved by, | |
Owen Sutedjo | Siany Natalia Taruna | |
Commercial Business Head | Credit Group Head | Div Head Commercial Banking |
APPENDIX
MANAGEMENT & SHAREHOLDER
Berikut susunan pemegang pengurus dan pemegang Saham
The following is the arrangement of the management and shareholders:
Warna Kuning adalah Kalangan Dokter
Yellow is Doctors
Warna Biru adalah Kalangan Pengusaha
Blue is Businessmen
Terinformasi persaat ini Dr Yustar akan digantikan oleh Dr Laily, namun belum ada perubahan pengurus resmi
It is informed that Dr. Yustar will be replaced by Dr. Laily, but there has been no change in the official management
Manajemen sendiri telah dikelola oleh manajemen professional, dimana Direktur tidak banyak terlibat langsung dalam day to day activity, dan hanya terlibat dalam Keputusan-keputusan jika ada meeting dengan manajemen.
Management itself has been managed by professional management, where the Director is not directly involved in day to day activities, and is only involved in decisions ifthere is a meeting with the management.
ACCOUNT ACTIVITY AND DETAILS ACCOUNT STATEMENT
WALLET SHARE
Description | Current Permata’s Share of Wallet | Expected Percentage Permata’s Share of Wallet (%) | Other Bank’s Share of Wallet (%) | ||
Amount | % | Amount | % | ||
Loan | |||||
WC | 0 | 0% | 0% | 7,500 | 100% |
TL | 0 | 0% | 100% | 0 | 0% |
Trade | |||||
Export | 0 | 0% | 0 | 0% | |
Import | 0 | 0% | 0 | 0% | |
Guarantee | 0 | 0% | 0 | 0% | |
FX | |||||
Spot | 0 | 0% | 0 | 0% | |
Cash Management | |||||
Operating Activity | 0 | 0% | 50% | 0 | 0% |
PeB/Tax Payment etc | 0 | 0% | 0 | 0% |
COLLATERAL DETAILS
Appraised by : KJPP WYP (Nirboyo Adiputro, Dewi Apriyanti & Rekan).
Appraised by: KJPP WYP (Nirboyo Adiputro, Dewi Apriyanti & Partners).
PB Panel (Y/N) : Non PB Panel
IDR Mn (@IDR /USD)
No | Type of Collateral | Market Value | Pledged Value | ||||||
Existing | Changes | Proposed | Type(s) | Existing | Changes | Proposed | |||
1 | Tanah dan Bangunan (Rumah Sakit) Tanah Total 6,213 M2 *rincian dibawah Luas bangunan 8,168M2
| - | - | 166,924 | HT | - | HT 1 162,500 | 162,500 | |
Total | - | - | 166,924 | - | - | 162,500 | 162,500 | ||
CCR | - | - | 128.40% | - | - | - | 125% |
Additional Info: Penilaian dilakukan oleh KJPP Nirboyo Adiputro, Dewi Apriyanti & Rekan (Non Rekanan PB) tanggal 5 Oktober 2023 Penilaian ditujukan kepada PT ABK (order tidak dilakukan via Col Val), penilaian ini ditujukan untuk manajemen PT ABK dalam rangka untuk pembuatan Laporan Keuangan PT ABK. Terdapat 2 lokasi asset yang dinilai pada LPA ini, pertama adalah Rumah Sakit dan asset kedua adalah lahan parkir (SHGB No 87 dan SHGB no 72, dibelakang RS ABK (dipisahkan Jl Raden Saleh) tidak satu hamparan. Lahan parkir ini tidak dijadikan jaminan di PB. MV atas lahan parkir ini adalah IDR 3,406 Mn (diluar MV RS diatas) Nilai MV yang dimasukkan diatas (IDR 166,924 Mn) adalah hanya untuk nilai tanah dan bangunan, sedangkan untuk sarana pelengkap, mesin dan inventaris tidak dimasukkan dalam market value jaminan, jika dimasukkan total asset menjadi IDR 207,407 Mn Lokasi RS ABK sangat ideal karena berada di Jalan utama di Pontianak sehingga jika terjadi worse case peminat atas asset ini seharusnya cukup diminati. BU secara lisan konfirmasi ke KJPP rekanan PB, didapatkan dengan nilai yang dikeluarkan oleh KJPP Nirboyo, masih termasuk wajar. |
SLIK DETAILS & COLLECTABILITY
Source of information:
Note :
Note:
SLIK PT ABK dalam kondisi lancar dan hanya memiliki 2 fasilitas
SLIK PT ABK is in good condition and only has 2 facilities
Untuk pengurus dan pemegang saham kondisi saat ini dalam kondisi Lancar
For the management and shareholders the current condition is in a current condition
Namun ada catatan negative pada SLIK untuk salah satu Direksi yaitu Bp Mahendra Jaya, dimana tampak ybs memiliki record sebagai berikut :
However, there is a negative record on SLIK for one of the Board of Directors, namely Mr. Mahendra Jaya, where it appears that he has the following record:
Kol 2 DPD 18 Days Fasilitas Kredit Multi Guna di Bank Mandiri, Pada Juli-Oktober 2023, namun telah dilunasi di November 2023
Col 2 DPD 18 Days Multi-Purpose Credit Facility at Bank Mandiri, In July-October 2023, but has been repaid in November 2023
Kol 5 Kartu Kredit di Bank BRI, Lunas di Januari 2024
Col 5 Credit Cards at Bank BRI, Paid Off in January 2024
Record Kol 2 DPD 20, KMG Permata, Apr dan May 23, Lunas di Jun 23
Record Col 2 DPD 20, KMG Permata, Apr and May 23, Paid off in Jun 23
Diketahui bahwa bisnis Bp Mahendra Jaya saat itu sedang turun, dimana bisnis utamanya adalah distributor pupuk, buyer utamanya saat itu adalah PTPN 13, yang saat itu sedang bermasalah di internal, sehingga membuat pembayaran ke Bp Mahendra Jaya menjadi sangat Panjang hal ini membuat cash flow Bp Mahendra Jaya memburuk. Namun demikian semua fasilitas saat yang bermasalah telah lunas.
It is known that Bp Mahendra Jaya's business at that time was going down, where the main business was a fertilizer distributor, the main buyer at that time was PTPN 13, which at that time was having internal problems, so that making payments to Bp Mahendra Jaya very long, this made Bp Mahendra Jaya's cash flow deteriorate. However, all facilities at the time of the problem have been paid off.
Selain itu porsi kepemilikan Bp Mahendra Jaya atas keseluruhan saham hanya sebesar 7% sehingga bukan pemegang saham mayoritas.
In addition, Bp Mahendra Jaya's portion of ownership of the entire shares is only 7% so it is not the majority shareholder.
RS ABK dikelola manajemen professional diluar usaha pribadi Bp Mahendra Jaya, sehingga tidak mempengaruhi pembayaran RS ABK kepada PB.
ABK Hospital is managed by professional management outside of Bp Mahendra Jaya's personal business, so it does not affect the payment of ABK Hospital to PB.
WACG DETAILS
Customer | CRG | PD | Limit (in IDR Mn) | PD x EAD (in IDR Mn) | Solid Collateral (in IDR Mn) |
PT Anugerah Bunda Khatulistiwa | 8A | 1.54% | 130,000 | 2,003 | 162,500 |
WA Credit Grade | 8A | 1.54% | 130,000 | 2,003 | |
Collateral Coverage | 125% |
COVENANT MONITORING FULLFILLMENT
No. | Covenant and Risk Trigger | Pemenuhan / Keterangan |
1. | Nasabah wajib Menyerahkan Laporan Keuangan Audited paling lambat 180 hari kalender sejak tanggal pelaporan dengan menggunakan KAP dan metode pencatatan sesuai ketentuan Bank | New |
2 | Nasabah wajib menyerahkan laporan keuangan Internal semesteran selambat-lambatnya 90 (Sembilan puluh) hari kalender dari tanggal pelaporan | New |
3 | Nasabah wajib menyerahkan laporan appraisal jaminan dari rekanan Bank setiap 2 tahun sekali | New |
4 | Nasabah wajib menyerahkan laporan 3 bulanan / kuartalan maksimum 30 hari setelah tanggal akhir kuartal berupa: Laporan pendapatan termasuk informasi BOR, Average Length of Stay, Bed Availability. Laporan progress pekerjaan dan S-Curve | New |
5 | Toleransi maksimum antara internal Progress Report dan S-curve adalah 10% (untuk mendefinisikan kondisi bila Progress Report tidak mencapai target pada S-Curve atau apabila ada keterlambatan dalam pengerjaan proyek) | New |
6 | Penarikan dividen maks 30% dari Laba Bersih Setelah Pajak akhir tahun buku tahun sebelumnya. | New |
7 | Menyerahkan penilaian jaminan menggunakan KJPP Rekanan Bank Permata maksimal 2 bulan setelah signing. | New |
8 | Nasabah wajib memaintain rasio-rasio dibawah ini: Nasabah wajib menjaga Current Ratio (Current Asset / (Current Liabilities) min 1.0x Nasabah wajib menjaga DSCR [(laba operasi + depresiasi + amortisasi) / (biaya bunga + porsi hutang jangka panjang yang jatuh tempo dalam 1 tahun (t-1))] minimal sebesar 1.0x. | New |
FORM TRADE CHECKING
TC SUPPLIERS
No | Supplier Name | Produk | PIC Name – Phone | % Sales | Length of Relationship | Trade Checking Result |
1. | Enseval Putera Megatrading | Obat dan BMHP | Adith - 0859106660639 | 5% | > 20 Tahun | Call 14.37 Wib tanggal 14/01/2025 Positif Pembayaran 30 hari, semua jenis obat dan BMHP (Barang Medis Habis Pakai), pembayaran lancar |
2. | Anugerah Pharmindo Lestari | Obat | Suandy - 081345962663 | 3.8% | > 15 tahun | Call 17.05 Wib tanggal 14/01/2025 Positif Pembayaran 30 – 45 hari, supply berbagai jenis obat, supply obat +/- 300 juta /bulan. |
3 | Parit Padang Global | Obat | Anton - 085252270611 | na% | > 13 Tahun | Call 16.35 Wib tanggal 14/01/2025 Pembayaran 30 hari, total pembelian perbulan tidak diketahui karena ada di bagian lain. Namun terinformasi pembayaran lancar. |
4 | Bina San Prima | Obat | Supianto - 082250450697 | % | >10 tahun | Belum angkat telpon |
5 | Anugrah Argon Medica | Obat dan BMHP | Theo - 089693367983 | 6.3% | >10 tahun | Call 17.19 Wib tanggal 14/01/2025 Pembayaran 30 hari, total pembelian perbulan +/- IDR 500 Juta, pembayaran lancar. |
TC BUYERS
No | Buyer Name | Produk | PIC Name – Phone | % Penjualan | Length of Relationship | Trade Checking Result |
Buyer ada end user / pasien, sehingga tidak dapat dilakukan trade checking |
DESKTOP CHECKING RESULT
Tidak ada informasi mengenai PT ABK/RS ABK
No information about PT ABK/ABK HOSPITAL
Additional info:
Pembayaran Pasien Rawat Jalan Cash sebanyak 73.9%
Cash Outpatient Payment of 73.9%
Pembayaran Pasien Rawat Jalan Asuransi sebanyak 26.1%
Insurance Outpatient Payment of 26.1%
Pembayaran Pasien Rawat Inap Cash sebanyak 73.4%
Cash Patient Payment of 73.4%
Pembayaran Pasien Rawat Jalan Asuransi sebanyak 26.6%
Insurance Outpatient Payment of 26.6%
Total persentase antara Pembayaran Cash adalah 73.6% dan asuransi 26.4%
The total percentage between Cash Payments is 73.6% and insurance 26.4%
Total Pasien Masuk adalah 77,017 Pasien, 93.5% pasien Rawat Jalan dan 6.5% pasien rawat inap. Namun walau demikian pendapatan dari pasien rawat inap lebih tinggi dari pasien rawat jalan, berdasarkan data tahun 2023 pendapatan Rawat Jalan 3.5% sedangkan pendapat Rawat Inap 21.3% dari total pendapatan usaha.
The Total Admitted Patients were 77,017 Patients, 93.5% Outpatients and 6.5% Inpatients. However, even so, revenue from inpatients is higher than that of outpatients, based on 2023 data, Outpatient revenue is 3.5% while Inpatient opinion is 21.3% of total business revenue.
Historical Data RS ABK
Historical Data of ABK Hospital
ESTIMASI RENCANA ANGGARAN BANGUNAN :
ESTIMATED BUILDING BUDGET PLAN:
A = Bangunan Rumah Sakit Exist
A = Hospital Building Exists
B = Lahan yang akan dibangun tambahan Rumah Sakit, saat ini bagian dari rumah sakit yang digunakan sebagai Lahan Parkir
B = Land to be built as an additional hospital, currently part of the hospital used as a Parking Lot
SHGB 08 an PT Anugerah Bunda Khatulistiwa
Rencana Bangunan tampak samping | Rencana Bangunan tampak samping |
RAB Lengkap / Final akan diterbitkan oleh kontraktor, sehingga belum tersedia untuk saat ini.
The Full / Final RAB will be issued by the contractor, so it is not yet available for now.
Saat ini PT ABK sedang Bersiap-siap untuk melakukan Lelang kepada kontraktor, terinformasi sudah ada kontraktor dari lokal (pontianak) maupun dari luar daerah termasuk dari Jakarta, sudah melakukan komunikasi. Diharapkan approval dari Bank telah tersedia, sebelum tandatangan PKS dengan kontraktor.
Currently, PT ABK is getting ready to conduct an auction to contractors, it is informed that there are contractors from local (pontianak) and from outside the region, including from Jakarta, have communicated. It is hoped that approval from the Bank will be available, before thearrival of the PKS with the contractor.